Bacaan Doa Ketika Gempa: Arab, Latin, dan Artinya
Gempa bumi berkekuatan M 6,5 terjadi di Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) pukul 23:29:47 WIB. Guncangan terasa di Jabodetabek hingga Bandung. Dalam Islam, ketika terjadi bencana gempa bumi kaum Muslimin dianjurkan berdoa memohon perlindungan Allah, dzat yang maha berkehendak atas apa-apa yang terjadi di muka bumi.
Dikutip dari buku Tadabur Doa Sehari-Hari karya Jumal Ahmad, umat Muslim dianjurkan membaca doa saat gempa terjadi. Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam apabila bermusafir dan tiba waktu malam, maka Baginda akan berdoa:
يا أرض ربي وربك الله، أعوذ بالله من شرك، ومن شر ما فيك، وشر ما خلق فيك، وشر ما يدب عليك
Yaa ardhu robbi wa rabbukallah, a’udubillahi min Sarrika wamin Sarri ma fiika, wamin Sarri maa huliqa fika wamin sarri maa yadibbu ‘alaika.
Artinya: “Wahai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Aku berlindung kepada Allah daripada keburukanmu, daripada keburukan yang terkandung di dalammu, daripada keburukan yang diciptakan yang terkandung di dalammu, dan daripada keburukan yang melata atas dasarmu”. (HR Abu Dawud, dinilai Hasan oleh ibn Hajar).
Al-‘Azim al-Abbad, penulis ‘Awn al-Ma’bad Syarh Sunan Abu Daud menulis maksud dari doa tersebut adalah memohon perlindungan daripada keburukan bumi adalah memohon perlindungan daripada bencana yang berlaku pada zat bumi, seperti gempa, tanah longsor, dan lainnya.
Lafal doa lain:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Allahumma inni a’udzubika min zawaali ni’matika, wa tahawwuli ‘aafiyatika wa fujaati ni’matika wa jami’i sakhotika.
Artinya: Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, dan dari pindahnya keselamatan yang Engkau berikan, dan dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, serta dari seluruh murka-Mu’.” (Doa ini diriwayatkan oleh Muslim)
Sementara KH Abdul Karim atau Gus Karim, pengasuh Pondok Pesantren Alquran Azzayadi Solo menganjurkan lafaz doa saat peristiwa gempa adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
“Allahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih.”
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, kebaikan yang ada di dalamnya dan kebaikan yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang Engkau kirimkan dengannya.”
Gempa bumi pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Gempa kemudian terjadi lagi pada zaman sahabat Nabi SAW, Umar Radhiyallahu Anhu.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Abid Dun-ya menyebutkan sebuah hadits mursal, diriwayatkan secara bersambung oleh al-Hakim dari jalur Baqiyyah, dari Yazid al-Juhani, dari Anas.
Bahwasanya pernah terjadi gempa bumi pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pun meletakkan tangannya di atas bumi, seraya bersabda: “Tenanglah, karena waktumu belum tiba”. Kemudian, Nabi berpaling kepada para Sahabatnya dan bersabda: “Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar sedang menegur kalian, maka perhatikanlah teguran-Nya”.
Setelah itu, terjadi lagi gempa bumi di masa Umar bin al-Khaththab, lalu beliau berkata, ‘Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan karena perbuatan kalian. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika peristiwa ini kembali terulang, niscaya aku tidak ingin tinggal bersama kalian lagi di tempat ini, untuk selama-lamanya”.
Disebutkan dalam Manaqib Umar karya Ibnu Abid Dun-ya, bahwasanya pernah terjadi gempa bumi di zaman Umar.
(sumber : www.republika.co.id)
Views: 74
