Website || Pengadilan Agama Sungai Raya Kelas 1B
Artikel

Berhati-hati dari Bahaya Sombong I Oleh ABDUL MUID BADRUN

Sombong atau dalam bahasa agama disebut takabur merupakan watak dan sifat manusia yang merasa lebih hebat dan menganggap rendah orang lain. Sombong adalah masalah yang sangat serius.

Sebab, kesombongan inilah yang menyebabkan setan terusir dari surga dan kemudian dikutuk oleh Allah SWT selamanya. Hadirnya rasa sombong ini sangat halus sekali. Banyak orang merasa tawadhu (rendah hati) padahal sejatinya dirinya di mata orang lain sedang menunjukkan sikap sombong.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu” (HR Muslim).

Allah SWT benar-benar mengharamkan surga untuk orang-orang sombong. Penyakit ini memang seperti bau busuk yang tidak dapat ditutup-tutupi dan disembunyikan. Orang yang mengidap penyakit ini demikian mudah dilihat oleh mata telanjang orang awam dan dapat dirasakan oleh hati siapa pun.

Kita bisa perhatikan penampilan orang sombong ini. Mulai dari ujung rambut, lirikan mata, tarikan napas, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, nada suara, gestur, bahkan intonasi kata-katanya pun menunjukkan keangkuhan dan kesombongannya.

Begitu pun cara berjalan, duduk, menerima tamu, berpakaian, gerak-gerik tangan bahkan hingga ke jari-jari kaki. Semuanya menunjukkan gambaran orang yang sombong.

Muncul pertanyaan menarik. Pantaskah sebenarnya orang bersikap sombong, jika seluruh kebaikan dirinya semata-mata hanya berkat kemurahan Allah SWT semata?

Padahal, jika Allah SWT menghendaki, dia bisa terlahir sebagai kerbau. Ketika sakit pun kita membutuhkan bantuan orang kain. Ketika kulit digigit pun terasa sakit. Ketika tak mampu kentut pun kita sudah kalang kabut. Lalu, apa yang perlu disombongkan?

Marilah kita berhati-hati sekali dari bahaya kesombongan ini. Jika penyakit ini datang pada kita, kita akan sengsara.

Langkah kehati-hatian ini bisa dimulai dengan mengenali ciri-ciri kesombongan. Rasulullah SAW bersabda, “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia” (HR Muslim).

Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang-orang sombong. Sebagian orang ada yang merasa dirinya paling mulia, baik, saleh, dekat pada Allah SWT, dikabul doanya, berkah urusannya, dan lainnya.

Ketika ada kebaikan lalu kita laporkan padanya, dia berkata, “Oh, siapa dulu dong yang mendoakannya?” Dan ketika kita datang padanya dengan keluhan berupa musibah, dia berkata, “Ah, itu sih tidak aneh, saya pernah mengalaminya lebih parah dari itu.”

Itulah gambaran kesombongan yang setiap hari sering kita temui. Di kantor, di rumah, bahkan di masjid sekalipun!

Orang merasa dirinya lebih dekat pada Allah SWT, lalu memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan. Padahal hakikatnya semua kebaikan dan keburukan terjadi karena izin Allah (QS an-Nisaa: 78).

Kita tidak berdaya apapun membuat kebaikan dan keburukan jika Allah SWT tidak menghendaki terjadi. Sekalipun berupa doa atau puasa, tidak bisa dijadikan alasan bahwa kita punya kuasa atas kebaikan dan keburukan.

Setidaknya, ada lima ancaman dan hukuman bagi orang-orang sombong.

Pertama, dibenci Allah SWT dan Rasulullah SAW. Lengkap sudah!

Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS Luqman: 18).

Mengapa manusia diciptakan berbeda-beda? Mengapa harus ada jin, malaikat, hewan, tumbuhan, dan lain-lain? Agar sesama makhluk Allah SWT saling mengenal dan mengagungkan Allah SWT.

Akan tetapi, ketika kita merasa lebih mulia dari lainya, padahal sejatinya kemuliaan yang kita miliki bersumber dari Allah SWT. Dan Allah SWT menginginkan kemuliaan tersebut untuk mengagungkan dan memuji-Nya, maka niscaya Allah SWT akan membenci diri kita. Karena, semua makhluk di alam semesta diciptakan-Nya sesuai kehendak dan keinginan-Nya.

Kedua, hidupnya diabaikan Allah SWT. Sungguh tragis! Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya, dan baginya azab yang pedih, (yaitu) orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta, dan orang miskin yang sombong” (HR Muslim).

Islam mengajarkan untuk tidak menyombongkan diri dari segala keadaan dan peristiwa, seperti sombong dalam keadaan kaya dan miskin.

Lalu pertanyaannya, apakah orang miskin bisa sombong? Jawabannya sangat bisa. Karena sombong selalu mengikuti hawa nafsu manusia.

Kebanyakan orang miskin sombong timbul dalam dirinya rasa iri hati karena tak mampu mencapai sesuatu. Bukannya selalu bersyukur dan menerima, justru malah selalu suudzan dan mengeluh.

Misalkan, jika ada tetangga mampu membeli TV baru, orang miskin yang hatinya busuk akan berburuk sangka dan berkata, “Beli TV baru paling juga uang hasil korupsi, mending kita, lebih mulia uangnya hasil kerja keras sendiri.”

Orang sombong hidupnya selalu tidak tenang karena tak pernah merasa cukup atas apa pun juga.

Ketiga, menjadi makhluk yang hina. Naudzubillah!

Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang bersikap sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar, mereka akan Aku palingkan dari kebenaran sehingga mereka tidak dapat memahami bukti-bukti kekuasaan-Ku. Sekalipun orang-orang yang sombong itu menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Ku, mereka tetap tidak mau beriman. Jika mereka melihat jalan sesat justru mereka mau mengikutinya. Begitulah karakter orang-orang yang sombong, mereka telah mendustakan agama Kami, dan mereka telah melalaikan bukti-bukti kekuasan Kami” (QS al-A’raf: 146).

Orang sombong sering kali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada yang mengungguli, ia akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi yang lain lagi. Atau bahkan bisa berbohong, mereka-reka cerita dan peristiwa yang tujuannya mengangkat dirinya.

Itu semua disebabkan karena hatinya telah mati. Jika hati sudah mati, sangat sulit menerima masukan dan nasihat dari teman, sahabat atau siapa pun. Sejatinya, kita sangat kasihan dengan orang seperti ini karena ia sedang menggali lobang kehinaan dirinya sendiri.

Keempat, hatinya terkunci. Astaghfirullaah! Allah SWT akan menutup rapat pintu hati manusia yang bersikap sombong.

Ia tidak akan lagi mampu menerima kebenaran apapun. Sebagaimana tertulis dalam firman Allah, “… demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (QS al-Mukmin: 35).

Orang sombong sangat sulit untuk menerima kebenaran jika hatinya telah mati dan dikunci oleh Allah SWT. Jalan satu-satunya, ia harus benar-benar bertobat kepada-Nya.

Kelima, menjadi pengikut iblis. Ini yang sangat berbahaya dampaknya. Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur maka ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (QS al-Baqarah: 34).

Peristiwa ini menjadi penanda bahwa makhluk yang mulia bisa menjadi hina karena kesombongannya. Sombong tidak hanya memandang manusia yang rendah, manusia yang mulia pun bisa menjadi lebih rendah dan hina jika memiliki sifat sombong.

Bahkan, dosa pertama di muka bumi ini berasal dari dosa sombong. Maka, hindari, jauhi, dan jangan sombong karena ujungnya adalah kebinasaan dan kehancuran.

Sekali lagi, ujungnya adalah kebinasaan dan kehancuran! Pelan tapi pasti terjadi!.

Saat ini, fenomena kesombongan ada di mana-mana. Mulai dari kesombongan jabatan, kesombongan intelektual, kesombongan peran, kesombongan jasa, kesombongan agama, kesombongan partai, kesombongan politik, sampai pada kesombongan kuasa.

Padahal, semua itu akan musnah ketika ia sudah tiada alias meninggal. Maka, sikap terbaik mengurangi kesombongan adalah terus-menerus bersikap rendah hati (tawadhu) kapan pun, kepada siapa pun, dan di mana pun!

Karena, sejatinya manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Maka, tak ada yang pantas untuk disombongkan!

Wallahu a’lam.

(sumber : www.republika.id)

Views: 72

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook
YouTube
Instagram